Kamis, 12 Mei 2011

Step by Step Dial Up (PPPoE) Speedy dengan Winbox Mikrotik

oleh salsabel pada Jan.20, 2009, dalam kategori Jaringan, Mikrotik

halaman download winboxMikrotik punya kelebihan sendiri dalam hal dialup internet. Fasilitas PPPoEnya telah dikemas dengan sangat kompak sehingga proses setting bisa dilakukan dengan cepat. Disamping itu proses dialup nya sendiri juga sangat cepat. Paling tidak jika dibandingkan dengan Dialup dari Windows (paling lambat) bahkan dari modem sendiri.

Pada posting sebelumnya saya menulis tentang cara setting dialup speedy dari router mikrotik melalui command line. Namun bagi yang lebih nyaman dan menyukai mode GUI, kali ini saya sajikan setting dialup melalui Winbox. Mari kita mulai…

PERSIAPAN

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, saya sarankan Anda melakukan backup setting modem Speedy Anda terlebih dahulu. Hampir tiap modem dilengkapi dengan fasilitas ini. Konfigurasi yang diberikan oleh petugas dapat Anda backup dalam bentuk satu file yang kelak dapat Anda panggil lagi untuk mengembalikan setting modem ADSL ke kondisi semula dengan mudah.

Silakan masuk ke jendela setting Modem dengan memuka browser dan masukkan alamat modem (defaultnya: http://192.168.1.1).

Masuk pada bagian informasi service seperti berikut dan catat semua keterangan tentang LAN dan WAN yang ada.

Jika semua sudah siap,

1. Pertama kali, Anda perlu mempersiapkan modem terlebih dahulu. Set fungsi modem sebagai bridge, bukan sebagai PPPoE Dialer. Saya pernah pake modem Articonet ACN-100R dan TP-Link TD8117 Cara settingnya kurang lebih sama.

Buka browser Anda, masukkan alamat modem (defaultnya adalah http://192.168.1.1)

Untuk Articonet:

  • Masukkan username dan password : admin/admin
  • Pilih menu “Advanced Setup> “WAN” , klik tombol “Edit” Masukkan nilai PVC Configuration : (masukkan nilainya sesuai wilayah TELKOM masing-masing daerah). Nilai ini dapat Anda lihat di sini.
    VPI = X (setting saya=8)
    VCI = XX (setting saya=8)
    informasi ini bisa didapatkan dari petugas Telkom atau teknisi yang melakukan instalasi. Jika Anda masih belum yakin dengan setting yang tepat di lokasi Anda, silakan cek konfigurasi dalam tulisan berikut:
    Setting Modem Speedy dari Berbagai Daerah
  • Service Category = UBR Without PCR, kemudian klik Next
  • Connection type = Bridging
  • Encapsulation = LLC, kemudian klik tombol Next
  • Tandai check box pilihan “Enable Bridge Service”, Next dan akhiri dengan Save
  • Selanjutnya pilih Save/Reboot, tunggu beberapa saat +- 2 menit hingga proses reboot modem selesai.

Untuk Modem TP-Link TD8117 lebih mudah. Setelah login, ikuti saja langkah step-by-step nya dari Menu Start Up > Wizard > Pilih koneksi Bridge > Akhiri dengan klik Finish

2. Selanjutnya setting IP untuk masing-masing LAN Card Anda. Jika Anda menemukan kesulitan setting IP ini, saya punya panduannya di sini, jadi satu dengan setting dialup speedy via command line. Topologi yang saya buat sebagai berikut:

[INTERNET]——[MODEM ADSL]——[ROUTER MIKROTIK]——[SWITCH]———[CLIENT]
xxx.xxx—192.168.1.1/192.168.1.100—192.168.1.103/192.168.30.1—192.168.30.2-192.168.30.254

*UPDATE*
Keterangan:
Masing-masing hardware berikut memiliki 2 IP, satu IP untuk koneksi UP (ke atas) dan satu IP untuk koneksi DOWN (kebawah). Hardware yang saya maksud adalah Modem ADSL dan Router dengan keterangan sebagai berikut:
MODEM:
- Up: 125.164.xxx.xxx –> IP Public dari Speedy, IP ini otomatis akan Anda dapatkan dari server speedy saat Anda melakukan dialup.
- Down: 192.168.1.100 –> Atur IP statis ini di bagian setting LAN modem. IP ini yang digunakan untuk melakukan koneksi dengan Router/jaringan di bawah modem.
ROUTER Mikrotik:
- Up: 192.168.1.103 –> Setting IP ini di Ethernet card pertama yang Anda gunakan untuk menghubungkan Router dengan Modem. Perhatikan, IP dan netmasknya harus dalam satu range dengan IP Modem.
- Down: 192.168.30.1 –> IP untuk Gateway LAN dan pedoman IP client. Atur setting IP ini di Ethernet card kedu. Cara setting IP ini bisa Anda temukan di sini: Cara setting dialup speedy via command line.

3. Buka Winbox, kita akan mulai setting PPPoE-Client mikrotik.

  • Login ke Winbox, masukkan ip address Anda, dalam hal ini IP mikrotik dari LAN. Dalam contoh saya memakai 192.168.30.1. Masukkan juga username dan password.
  • Dari tampilan utama, pilih menu PPP untuk mengakses halaman berikut
    menu ppp mikrotik
  • Klik tanda + untuk menambahkan PPPoE Client dari box PPP, kemudian pilih menu PPPoE Client
    add new ppp client
  • Maka akan muncul box New Interface, kemudian pada tab General di field Name kita beri nama
  • koneksi PPPoE tersebut dalam artikel ini menggunakan nama “pppoe-speedy”. Pilih “interface” yang Anda gunakan. Interface ini adalah Ethernet yang tersambung ke modem ADSL. Dalam contoh kasus di sini, saya pilih ethernet dengen IP 192.168.1.103.
    general setting pppoe-client mikrotik
  • Tetap dalam New Interface, pilih tab Dial Out. Masukkan username dan password account speedy. Biarkan setting lainnya dalam keadaan default. Pastikan Anda mencontreng pilihan Add Default Route di bawah ini.
    interface setting pppoe-client speedy di mikrotik
  • Klik OK untuk mengaktifkan setting yang baru kita buat.

Selanjutnya diamkan sejenak dan tunggu Mikrotik tugasnya melakukan untuk dial ke speedy. Jika setting kita sudah benar makan muncul hasil setup kita sebelumnya. Jika kita perhatikan, kolom uptime akan berjalan dan menghitung durasi koneksi speedy.

Untuk melakukan cek, silakan pilih Tools > Ping, masukkan alamat yang akan diping. Di sini saya masukkan alamat web ini, www.guntingbatukertas.com. Hasilnya tampak seperti berikut.

ping hasil koneksi speedy mikrotik

setting ip address network setting di windows

4. Anda tinggal mengarahkan IP Gateway komputer klien ke router mikrotik ini.

Akhirnya ping dari sisi klien untuk memastikan koneksi berjalan lancar.



Setting Mikrotik dengan Winbox

Setting Mikrotik dengan Winbox

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur lengkap untuk network dan wireless.

Langkahnya burn file ISO MikroTik RouterOS™ ke CD.

1. Install Mikrotik OS

- Siapkan PC, minimal Pentium I juga gak papa RAM 64,HD 500M atau pake flash memory 64

- Di server / PC kudu ada minimal 2 ethernet, 1 ke arah luar dan 1 lagi ke Network local

- Burn Source CD Mikrotik OS masukan ke CDROM

- Boot dari CDROM

- Ikuti petunjuk yang ada, gunakan syndrom next-next dan default

- Install paket2 utama, lebih baiknya semua packet dengan cara menandainya (mark)

- Setelah semua paket ditandai maka untuk menginstallnya tekan “I”

- Lama Install normalnya ga sampe 15menit, kalo lebih berarti gagal, ulangi ke step awal

- Setelah diinstall beres, PC restart akan muncul tampilan login

2. Setting Dasar Mikrotik

Langkah awal dari semua langkah konfigurasi mikrotik adalah setting ip. Hal ini bertujuan agar mikrotik bisa di remote dan dengan winbox dan memudahkan kita untuk melakukan berbagai macam konfigurasi

- Login sebaga admin degan default password ga usah diisi langsung enter. Gantilah dengan ip address anda dan interface yg akan digunakan untuk meremote sementara

Seting mikrotik ada 2 cara yaitu dengan TEXT dan Winbox.

Di sini akan saya terangkan seting mikrotik dengan Winbox.

Langkah setting Mikrotik dengan TEXT

Mari kita mulai dengan asumsi proses install sudah berhasil

1. Setelah install Mikrotik sudah OK, selanjutnya masukkan IP sembarang untuk remote.

Misal

ip address add address 192.168.1.254 netmask 255.255.255.0 interface ether2

Kemudian buka browser dengan alamat IP tadi, dan download Winbox

2. Buka Winbox yang telah di download tadi

3. Di tampilan Winbox, pada kolom Connect To masukkan no IP tadi (192.168.1.254) dengan

Login : admin password : kosong. Kemudian klik tombol Connect


4. Login ke Mikrotik Via Winbox berhasil


5. Klik IP —> ADDRESS


6. Ini adalah tampilan dari address


7. Kemudian masukkan IP public (dari ISP)


8. Ini daftar IP pada 2 ethernet


9. Setting Gateway, IP —> Routes


10. Masukkan IP GATEWAY (dari ISP)


11. Hasil ROUTING


12. Masukkan Primary DNS dan Secondary DNS (dari ISP)

Kemudian klik Apply dan OK


13. Setting MASQUERADE


14. Klik IP —> Firewall


15. Kemudian pilih NAT

16. Pada tab General

pada Chain pilih srcnat

pada Out. Interface pilih ether1


pada tab Action pilih masquerade

Kemudian klik Apply dan OK


Powered by Microtic





Selasa, 12 Oktober 2010

Database Concepts:

Database Concepts:

Traditional File Approach:

Ø Problems:

o Data redundancy (duplicated data)

o Data inconsistency (not all files updated as there are many copies)

o Program-data dependence

§ Each program has to specify exactly what fields constitute a record in a file being processed. i.e. has to be told all the details/structure and this must be updated when the structure changes.

o Lack of flexibility

§ When a new kind of report is needed a new program must be written etc.

o Data was not shareable

§ One department may make another field etc causing conflicts.

The Database Concepts:

Ø Database:

o “A collection of non-redundant data shareable between applications”

o All data belonging to an entire organisation would be centralised in a common pool of data accessible by all applications

Ø Problems:

o Unproductive maintenance (adding fields cause problems)

o Lack of security – All data in database, including confidential and commercially sensitive, visible by all.

DBMS – Database Management System

Ø Two essential features:

o Program-data independence – storage of structure of data is hidden from program and users.

o Restricted access to data – each user is given a limited view according to their needs.

Ø 3 levels of architecture in a DBMS – schema

o External / user schema – user’s view, can be different for each user.

o Conceptual / logical schema – overall view of database – attributes, relationships. Designed by database designer.

o Internal / storage schema – Describe how data will be stored

Ø Further functions of the DBMS

o Data storage, retrieval and updates

o Creation and maintenance of the data dictionary (which defines fields and lengths etc)

o Managing the facilities for sharing the database – eg 2 people updating the same record etc.

o Backup and recovery

o Security – handles allocation and checking passwords and “view” that a specific user has been allocated.

Multi access databases

Ø i.e. a Database on a file server on a network (LAN)

Ø more than one person can access the database at the same time

Ø users can work with databases which are stored on the shared drives as well as local tables, i.e. some on network, some on computer

Ø If it is configured appropriately, more than one person can update tables at a time.

o DBMS ensures integrity of data, eg avoids 2 people are trying to update the same record at the same time, so updates are not lost. This is done by locking.

Ø Record à RAM à save to file server

Locking

Ø At database level – whole database locked when 1 person views it. –Impractical but probably the fastest way of locking, as the DBMS has to do less conflict checks. Possibly useful for overnight report generation etc.

Ø At table level – lock all records in the table being modified

Ø User specifies no locks (DBMS only warns users of a possible conflict) – can be risky, only a few users would have this option.

Ø Open a table in read-only mode, i.e. others can only view it.

Deadlock

When user 1 wants record 1 but is looking at record 2, and user 2 wants record 2 but is looking at record 1, you would get a deadlock.

The DBMS takes action and aborts one of the users.

Software Protection Techniques

Control access to particular info

Ø Admin issues userid’s and passwords

Ø Users are allocated to groups with a set of permissions / privileges (view, modify, update, erase, execute etc) for example they may have access to only 1 subschema or bit of the database

Encryption – more security

Ø UserId’s and passwords only encrypted and saved separately

Open systems and ODBC (Open Database Connectivity)

Ø Open systems provide a standard to which applications may be written to allow portability to multiple systems.

Ø Portability is the key (to a good product)

Ø Converted / read using an ODBC driver, eg from Oracle ßàExcel

Minggu, 31 Januari 2010

Curved Up Ribbon: Reversi Windows

sistem operasi harus memilki kemampuan untuk bertindak sebagai :

· Coordinator, yaitu menyediakan fasilitas sehingga instruksi yang kompleks dapat dikerjakan dalam tingkatan tertentu.

· Guardian, memiliki access controls untuk melindungi file dan mengadakan restriksi terhadap reading/writing/executing data dan program

· Gatekeeper, mengendalikan siapa saja yang dapat masuk ke dalam sistem momputer tersebut

· Accountant, menjaga kerja CPU, penggunaan memory, termasuk media penyimpan (storage devices)

Server, melayani aplikasi yang dibutuhkan oleh user

2. Kategori

Berdasarkan user yang dapat dilayani, sistem operasi dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu berdasarkan :

1. Jumlah User

  • Single user

Sistem operasi yang hanya dapat melayani seorang user pada saat yang bersamaan.Yang masuk dalam kelompok ini di antaranya adalah DOS, WINDOWS 3X, WINDOWS 9X.

  • Multi user

Sistem operasi yang dapat melayani lebih dari satu user pada saat yang bersamaan. Sebagai contoh adalah WINDOWS NT, UNIX, LINUX.

2. Jumlah Instruksi

Sistem operasi juga dapat dikelompokkan menurut jumlah instruksi yang mampu dijalankan pada saat bersamaan.

  • Mono-tasking

Sistem operasi yang hanya mampu menjalankan satu buah instruksi pada saat bersamaan.

contoh : DOS x.x

  • Multi-tasking

Sistem operasi yang dapat menjalankan lebih dari satu instruksi pada waktu bersamaan. Pada sistem ini, Sistem operasi menentukan aplikasi mana yang harus dikerjakan dan berapa waktu yang disediakan unutk aplikasi tersebut sebelum mengerjakan aplikasi yang lain. OS juga mengatur pembagian internal memory di antara aplikasi-aplikasi tersebut.

contoh : Windows

3. Perkembangan Operating Sytem

Seiring dengan perkembangan jaman, maka Operating System-pun mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, muali dari yang sangat sederhana, yaitu DOS

(Disk Operating System) sampai dengan yang cukup modern seperti Windows (Windows versi 3.x sampai dengan Windows 2000), Mac OS, dan UNIX (Linux, FreeBSD, dsb).

Perkembangan Operating System ini tidak berlangsung seenaknya saja, tatapi sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan manusia.

Berikut ini kita akan membahas mengenai DOS (Disk Operating System) dan Windows, sedangkan untuk System Operasi yang lainnya (Linux) akan kita bahas pada modul yang lain.

4. DOS (Disk Operating System)

DOS (Disk Operating System) adalah sistem operasi pertama yang dijalankan pada komputer IBM PC kompatibel. Sistem operasi ini pertama kali dikembangkan oleh IBM kemudian dilanjutkan oleh Microsoft. Saat ini, meskipun Microsoft telah mengeluarkan WINDOWS yang lebih user-friendly, tetapi aplikasi DOS tetap disertakan.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, DOS merupakan sebuah sistem operasi yang bersifat single-user dan mono-tasking. DOS tidak membedakan antara penulisan command dengan huruf kecil maupun kapital.

v Instalasi DOS

Langkah-langkahnya sbb :

1. Siapkan diskette source DOS (ada tiga buah)

2. Masukkan diskette #1, kemudian booting komputer. (Tekan Ctrl+Alt+Del atau tombol Reset)

3. Sistem akan masuk ke menu setup, ikuti petunjuk yang ditampilkan di layar.

v Command (perintah) DOS

Bila kita hidupkan komputer yang memiliki sistem operasi DOS, maka kita akan melihat di layar :

C:\>

Inilah yang disebut Command Prompt

Beberapa command penting yang ada dalam DOS

Ada dua macam perintah dalam DOS, yaitu :

1. Internal Command

Yaitu perintah-perintah yang dapat dijalankan langsung dari prompt hanya dengan file command.com (bersama IO.SYS dan MSDOS.SYS tentunya).

Contoh :

Command

Fungsi

Ver

Mengetahui versi DOS yang dimiliki oleh komputer

Dir

Melihat isi dari sebuah directory

dir/w menampilkan isi dari sebuah directory secara melebar

di layar

dir/p menampilkan isi dari sebuah directory halaman demi

halaman

dir/p/w menampilkan isi sebuah directory melebar halaman demi

halaman

Cd

Berpindah directory

Misalkan bila pada command promt kita ketikkan

cd dos

Maka kita masuk pada directory DOS

cd\

Pindah ke root directory (A, C, D,…….)

cd..

Pindah ke directory yang berada di atasnya

Md

Membuat directory baru

misalkan kita ingin membuat directory bernama salman, pada prompt kita ketikkan : md salman

Rd

Menghapus directory

misal kita ingin menghapus directory salman, kita ketikkan

rd salman

copy

- Meng-copy satu file

misal untuk meng-copy file bernama EDIT.HLP dari directory DOS ke directory salman, kita ketikkan

copy c:\dos\edit.hlp c:\salman

- Meng-copy kumpulan file bertype sama

misal untuk meng-copy file berekstensi .TXT, kita ketikkan

copy *.txt c:\salman

Ren

rename file

ren nama_lama nama_baru

del

Menghapus file

del nama.ekstensi menghapus file

del *.ekstensi menghapus seluruh file yang berekstensi sesuai dimaksud

2. External Command

Yaitu perintah-perintah yang memerlukan file tertentu untuk menjalankannya.

Contoh :

deltree

Menghapus direktori tanpa mengosongkan dulu isinya

excopy

Meng-copy direktori termasuk isi subdirektorinya

edit

Merupakan text-editor yang disediakan oleh DOS

format ….:

memformat drive yang dimaksud

fdisk

Membuat partisi

v Instalasi Aplikasi Berbasis DOS

Pada umumnya aplikasi berbasis DOS dapat langsung dijalankan hanya dengan proses Copy. Proses yang ada biasanya adalah ekstraksi dari source yang terkompresi menjadi file yang langsung dapat dijalankan.

v Instalasi Peripheral Berbasis DOS

1. Mouse

Driver yang biasa diperlukan pada instalasi mouse adalah MOUSE.COM. Kecuali untuk mouse-mouse tertentu yang menyediakan driver sendiri.

2. CD-ROM

Yang dibutuhkan dalam instalasi CD-ROM adalah :

File MSCDEX sebagai program yang menjalankan CD-ROM. Program pada file ini bekerja di bawah OS yang sudah jadi. File ini di-load dengan memberikan

a. perintah pada file AUTOEXEC.BAT sehingga setiap kali komputer dinyalakan akan automatis menge-load CD-ROM.

b. Driver berupa file dengan extension SYS. File ini tergantung pada CD-ROM yang kita pakai, dan tidak kompatibel antara driver satu jenis CD-ROM dengan CD-ROM jenis lain, kecuali Universal Driver. File ini di load pada file CONFIG.SYS.

3. Card dan Peripheral lain

Instalasi card dan peripheral lain sangat spesifik dan harus merujuk pada manual yang disertakan. Untuk itu pastikan Anda mempunyai Manual-Users dari setiap peripheral yang kita miliki.

5. Windows Operating System

Dibandingkan dengan DOS, WINDOWS jauh lebih diminati karena kemampuannya yang lebih handal. WINDOWS didisain sebagai OS yang sangat users-friendly. Bandingkan dengan DOS di mana kita harus menghafal perintah-perintah yang ada. Demikian pula dalam hal tampilannya yang berbasis grafis. WINDOWS juga adalah OS yang dirancang sedemikian rupa sehingga user yang belum kenal komputer sama sekali dalam waktu yang relatif singkat dapat mengoperasikan komputer. Selain itu, WINDOWS juga memiliki kemampuan multitasking, sehingga user akan dapat lebih menghemat waktu untuk menjalankan beberapa aplikasi.

Windows Operating Sytem ini diproduksi oleh sebuah perusahan software terbesar di dunia untuk saat ini, yaitu MICROSOFT. Untuk mendapatkan Windows Operating System ini kita harus membelinya dengan harga yang relatif sangat mahal (bila kita membeli Windows OS yang resmi).

Rounded Rectangular Callout: Logo WindowslogoWin

6. Perkembangan Windows

Seiring dengan perkembangan waktu, Sistem Operasi WINDOWS yang dikeluarkan oleh perusahaan Microsoft mengalami perkembangan yang amat pesat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, WINDOWS berkembang mulai dari WINDOWS 3.1, WINDOWS 95, WINDOWS 97, WINDOWS 98 (SE) WINDOWS ME (Millenium Edition), sampai yang paling baru yakni WINDOWS 2000. Umumnya versi baru merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya, tetapi memilki kelemahan dalam kebutuhan komponen minimal yang harus dimiliki oleh sistem komputer kita, terutama berkenaan dengan CPU speed, RAM, dan ruang pada harddisk.


Untuk dapat menggunakan Windows, hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah menginstall Windows tersebut pada PC yang kita gunakan. Untuk langkah peng-install-an ini, kita dapat meng-install-nya dari CD source Windows ataupun antar hard disk dan bisa juga lewat jaringan.

Pada proses install ini kita harus mencari file “Setup.exe” , lalu jalankan file tersebut dan ikutilah langkah-langkah yang ditampilkan pada layar monitor PC anda.

Setelah selesai, biasanya Windows akan melakukan penyesuaian setting dan konfigurasi pada PC anda. Pada proses ini akan dilakukan proses setting dan konfigurasi hardware, konfigurasi tanggal dan jam serta letak geografis tempat di mana anda berada, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan PC anda saat anda meng-install Windows.

Khusus untuk setting dan konfigurasi hardware pada komputer, terdapat istilah “Plug and Play” yang artinya bahwa bila suatu device/hardware ditancapkan dalam komputer dan kemudian komputer dinyalakan, maka automatis Windows akan mendeteksi device tersebut, selanjutnya bila Windows telah memilki drivernya Windows akan langsung menginstalnya termasuk settingnya, bila Windows tidak memilkinya maka Windows akan meminta driver device tersebut. Plug and Play ini diperkenalkan sejak diluncurkannya Windows 95. Fasilitas ini tidak terdapat pada Windows versi sebelumnya.

Peripheral yang langsung dideteksi Windows misalnya mouse, keyboard, CD-ROM, beberapa VGA card dan Sound card, dan beberapa device lain.

Windows yang telah kita install ini hanyalah merupakan sebuah operating system bagi PC, sedangkan untuk software-software aplikasi yang akan kita gunakan, kita harus meng-install-nya terlebih dahulu (untuk proses peng-installan-nya hampir mirip dengan proses install pada Windows). Begitu pun bila kita ingin menghapus suatu aplikasi, kita tidak dapat dengan del-del saja, tetapi harus mengikuti prosedur berupa uninstall, karena bila kita main-main dengan del, akan terjadi kekacauan pada system karena ada missing link atau resources yang digunakan oleh beberapa program.